" Hanyalah sebuah catatan kaki perjalanan menikmati coretan-coretan tuhan di alam indonesia ini.. mencoba memahami keagunganNya.. menikmati.. dan mengabadikan potongan kisah bersama para sahabat, rekan dan orang-orang yang terlibat didalamnya.. karena hal-hal seperti ini tak layak untuk dilupakan.. dan selalu indah untuk dikenang "

Lestari alamku..... Lestari Indonesiaku..... Lestari duniaku.....

Senin, 11 Juli 2011

rinjani

2-6 july 2011

Dulu kala Raja Selaparang melangsungkan pernikahan dengan makhluk halus yang bermukim di gunung Rinjani ketika beliau memohon hujan untuk daerahnya karena kekeringan panjang yang melanda kerajaan Selaparang pada masa itu. Buah hatinya bernama dewi anjan. Konon menurut beberapa pendaki sempat melihat penampakan dewi anjani disekitar puncak gunung hingga tepi danau. Monyet-monyet menyambut kami saat pick up yang kita tumpangi melaju menyisir pepohonan melewati lembah diantara bukit-bukit nan tinggi dan indah menuju desa sembalun, desa terpencil yang dikelilingi perbukitan layaknya desa-desa di nepal yang saya lihat di televisi.




sesaat kita melakukan registrasi dan beranjak pergi dari pos sembalun, badge berwarna hijau yang dikalungkan diransel menjadi modal kami memasuki daerah taman nasional rinjani tersebut, senja menutup hari namun kita belum sampai di pos 1. tidak lebih jam delapan malam kita akhirnya sampai di Pos 2, tempat kita memutuskan untuk bermalam dan istirahat.





pagi esoknya matahari pagi menghangatkan kami,ya kami disini 6 orang berasal dari KMPA G ITB yang secara kebetulan membuat janji bertemu di mataram dan 1 guide kami bernama rimba bloh, anak Grahapala Unram. kurang lebih jam 10 kami sampai di Pos 3 , tempat kami berjumpa dengan rombongan dr jakarta berjmulah 70 orang yg melakukan pendakian massal.



lepas dari pos 3 jalan begitu curam, panas menyengat, rombongan kami terpisah, yang lain berlalu didepan dan menyisakan aku dengan kaka pawy dibelakang, untungnya halimun mulai datang dan menutup matahari dan tak hujan,, cuaca yang sangat membantu walaupun trek yang kita lalu sangat curam yang kata orang disebut 'jalur penyiksaan'..




jam 4 sore akhirnya sampai pos pelawangan sembalun, tempat camp dengan pemandangan paling indah yang pernah saya alami, menggerus kopi, memadu, dan meneduhkan air hangat sangat cocok menutup senja disini, lepas itu kami cepat makan,istirahat untuk mempersiapkan 'summit attack' malamnya.






jam satu malam kami bangun dan langsung berkemas pergi melintasi pinus-pinus digelap dan dinginnya malam,, belum sampai setengah jam dikarenakan sakit, kaka pawy tak dapat melanjutkan perjalanan dan memutuskan mundur,yang lain berlalu didepan dan saya dan cus turun gunung lagi mengantar kaka ke camp di sembalun, 'summit attack' kali ini sangat ramai, kurang lebih 150 orang didepan kami ( saya dan cus ) saat kita memulai pendakian dr awal dan jam sudah menunjukkan pukul 2.45 AM. setengah 4 kita sudah sampai di punggungan utama. Fanka, Sani, Hadi dan Bloh mungkin sudah sampai puncak jam 5 lebih, dan masuk urutan 10 besar dr semua rombongan yang ada, sedang aku dan cus baru sampai puncak tepat sunrise jam setengah tujuh pagi. seru, sangat seru saat kita melewati beberapa rombongan dengan medan yang tipis, kanan kiri jurang, bebetuan kerikil yang menyiksa yang membuat setiap 10 langkah berhenti untuk menarik nafas.. ditambah dingin , debu dan kemacetan pendakian..






semua terbayar saat sampai puncak, sangat dingin walaupun matahari sudah meninggi, 3.726 m dpl, Di sebelah timur puncak terdapat kawah mati, disebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera yang sangat luas memanjang kearah timur barat . disebelah lain terdapat kawah mati. Di kaldera ini terdapat danau Segara Anak seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m.








Usai mengambil potret dipuncak kami beranjak turun menuju pelawangan sembalun dan hanya membutuhkan waktu satu jam setengah saja. Sorenya kami beranjak dari pelawangan sembalun menuju Danau segara anakan. menuruni kurang lebih 1000 meter kita sampai di tepi danau maghrib. cari lapak, buat tenda, bermalam.




Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. dekat sana ada mata air tempat kita mengambil air minum, dan disana ada kolam air panas untuk mandi. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing.




Sampai saat ini masyarakat suku Sasak dan Hindu Dharma di pulau Lombok sering melakukan ritual Mulang Pekelem yaitu ritual memohon hujan kepada Dewi Anjani dengan memberikan sesembahan berupa lempengan emas yang berbentuk segala macam mahkluk air dengan cara ditenggelamkan ke danau Segara Anak. Jika ingin melihat ritual tersebut datanglah setiap purnama keempat setiap tahunnya sekitar bulan oktober.


Jalur pulang dari danau kita ambil lewat senaru karena naiknya tidak terlalu tinggi, namun melipirnya cukupextra waspada dan sedikit rock climbing,, pemandangannya indah dan saat turun sudah berupa hutan tertutup seperti didaerah jawa barat,, kita sampai pos terakhir jam 9 lewat danlangsung disambut makanan buatan ibu warung yang baik hati..







paginya kami turun ke desa, registrasi pulang dan meluncur ke mataram.. rinjani, dua kata sederhana untuknya, indah dan sempurna,, tempat semua yang anda inginkan tersedia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar